Halaman

Rabu, 20 Maret 2013

Nikmatnya Kepiting Asam Manis

Kepiting asam manis. Ya begitulah nama yang biasa digunakan oleh para penggemarnya untuk menyebut salah satu seafood ini. Rasa yang khas serta cara makan yang butuh perjuangan khusus, menambah citarasa Kepiting Asam Manis.



Seperti yang telah banyak orang ketahui bahwa Kepiting adalah salah satu makanan yang mengandung banyak kolesterol. Meski begitu masih banyak orang yang memburu makanan ini. Apalagi jika kita berkunjung di Borneo, tidaklah sulit mencari menu yang satu ini.

Senin, 18 Maret 2013

Sate & Keripik BeKiCoT beserta hukumnya

Sate Bekicot adalah Salah satu kuliner khas dari kediri,sate ini sangat enak dan kenyal.
Cara membuat sate bekicot :
Bahan:
500 gram daging bekicot (dari 3 kg bekicot segar)
25 bilah tusuk sate

Bumbu:
1/4 kg kacang tanah
5 sendok makan minyak goreng
5 sendok makan kecap
5 butir bawang merah
5 butir merica
3 butir bawang putih
3 lembar daun jeruk purut
2 buah jeruk nipis
1/4 sendok teh penyedap rasa
Cabe rawit, cuka, garam sesuai selera

Cara Membuat:
Cuci bekicot sampai bersih kasih garam biar lendir itu hilang dan rebus selama 1jam
Daging bekicot yang telah siap olah diiris menjadi dua bagian, tusuk dengan tusukan sate.
Masukkan ke dalam bumbu yang telah dihaluskan (bawang putih, merica campur kecap dan cuka), lalu diamkan sementara waktu agar bumbunya meresap.

Buat bumbu kacang: goreng kacang tanah dan tumbuk hingga halus. Campur dengan bawang putih, garam, daun jeruk purut, cabe rawit dan penyedap rasa yang telah dihaluskan. Beri air sedikit lalu rebus hingga berminyak dan diberi sedikit kecap.

Panggang daging bekicot sampai matang, lalu disiram bumbu kacang, taburi bawang merah mentah dan irisan jeruk nipis.



Cara membuat keripik bekicot :
Bahan:
250 gr daging bekicot (dari 1,5 kg bekicot segar)
250 cc minyak goreng
Bumbu:
2 butir bawang putih
3 butir kemiri
1/2 sendok teh ketumbar
1/2 rimpang jahe
1 lembar daun jeruk purut
1 mata asam
garam dan penyedap rasa secukupnya

Cara Membuat:
Daging bekicot yang telah siap olah diiris tipis-tipis. Lalu irisan tersebut dicampur dengan bumbu yang telah dihaluskan. Diamkan beberapa saat agar bumbu meresap.
Jemur di bawah sinar matahari langsung (usahakan sekali jemur sudah kering).
Goreng sampai kering. 
Manfaat Bekicot yaitu :
  1. Bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap.
  2. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot dinamakan Maulie, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan,jantung suka berdebar,tidak bisa tidur atau insomania,leher membengkak dan penyakit kaum wanita termasuk keputihan.
  3. Lendir pada bagian dalam cangkangnya dapat digunakan sebagai obat luar untuk luka sayat dan luka robek,juga untuk mempercepat pematangan bisul.
  4. Dagingnya baik untuk pengobatan penyakit liver dan Hepatitis B.Biasa di temui di angkringan,daging bekicot dibuat sate atau kripik bekicot.

Manfaat lain dari hewan bekicot ini dapat dibuat tepung bekicot atau pakan ternak. 
Hukum Bekicot
Lepas dari masalah kandungan gizi, khasiat atau pun peluang bisnis mengekspor bekicot, sebagai muslim kita harus berhadapan terlebih dahulu dengan hukum halal haram.

Apakah hukum bekicot itu? Halalkah atau haram? Bagaimana dalil yang terkait dengan masalah ini.

Jawabnya, ternyata terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama tentang hukum makan bekicot. Ada sebagian kalangan ulama yang tegas mengharamkannya. Namun setelah diteliti, ternyata ada sebagian lainnya yang berpedapat tidak cukup dalil untuk mengharamkannya.

Kenapa bisa begitu?

Penjelasannya, ternyata perbedaan pendapat ini dipicu dari tidak ditemukannya dalil yang tegas menyebutkan bahwa hewan yang namanya bekicot itu haram.

Seandainya ada ayat yang mengharamkan dengan menyebut nama bekicot sebagai hewan yang haram dimakan, tentu saja tidak akan terjadi perbedaan pendapat. Seperti ketika Allah SWT mengharamkan babi, yang secara tegas disebut di dalam Al-Quran.

Kita tidak boleh mengklaim suatu makanan itu halal atau haram tanpa dalil dari Al-Qur'an dan hadist yang shahih. Bila seseorang mengharamkan tanpa dalil, maka dia telah membuat kedustaan kepada Allah. Firman Allah :

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS.An Nahl: 116)

Karena asal hukum makanan baik dari hewan, tumbuhan, laut maupun daratan adalah halal sesuai dengan firman Allah:

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi "(QS Al Baqarah: 168)
Namun kita memang tidak menemukan kata ‘bekicot’ baik di dalam Al-Quran maupun di dalam hadits nabawi. Walhasil, masalah ini menyisakan ruang buat para mujtahid untuk berbeda pendapat.

1. Pendapat Yang Mengharamkan
Sebagian ulama mengharamkan bekicot dengan dasar bahwa hewan itu menjijikkan. Dan secara umum memang setiap orang akan merasakan hal yang sama, yaitu perasaan jijik kalau melihat bekicot.

Coba saja seandainya di dalam rumah kita ada sepuluh bekicot nempel di dinding ruang tamu, pasti kesan jorok, kotor dan jijik langsung muncul. Perasaaan inilah yang kemudian dijadikan landasan untuk mengharamkan makan bekicot.

Pendapat ini dikuatkan oleh penjelasan dalam kitab ‘kuning’, yaitu Kitab Hayatu al-Hayawan al-Kubra juz 1 halaman 237:

(الْحَلَرُوْنَ)… (وَحُكْمُهُ) التَّحْرِيْمُ لاِسْتِخْبَاثِهِ. وَقَدْ الَّرافِعِى فِى السَّرَطَانِ اِنَّهُ يَحْرُمُ لِمَا فِيْهِ مِنَ الضَّرَرِ وَلاَنَّهُ دَاخِلٌ فِى عُمُوْمِ تَحْرِيْمِ الصَّدَفِ.

(bekicot) … (dan hukumnya) di haramkan karena menjijikkan. Ar Rafii sungguh telah berkata dalam masalah kepiting: Sesungguhnya bekicot itu haram karena di dalammnya terdapat kemudaratan, dan karena bekicot itu masuk dalam ke umuman dari keharaman rumah kerang.

Dengan menggunakan pendapat dari Ar-Rafi’i, kalangan Nahdliyyin di Jawa Timur dalam Bahtsul Masail tahun 1997 menetapkan keharaman bekicot.

2. Pendapat Yang Tidak Mengharamkan
Sementara kalangan ulama yang tidak mengharamkan bekicot berangkat dari kaidah fiqih, bahwa segala sesuatu termasuk makanan, punya hukum asal, yaitu halal.

Dan kedudukan hukum halal ini tidak bisa berubah kecuali bila telah datang dalil yang tegas untuk mengharamkannya. Dalil itu bisa saja berupa ayat Quran ataupun hadits nabawi yang menyebutkan keharamannya secara langsung, namun bisa juga secara tidak langsung, kecuali hanya dengan menyebutkan kriterianya saja.

Nah, menurut mereka, tidak ada satu pun ayat atau hadits yang menyebutkan keharaman bekicot secara langsung. Dan ternyata dalil yang mengharamkan secara tidak langsung pun juga tidak ditemukan. Tidak ada satu pun kriteria keharaman makanan yang termasuk di dalamnya daging bekicot

Kriteria Hewan Yang Haram Dimakan
  1. Semua bangkai, kecuali bangkai ikan dan belalang, bangkai yang terapung di laut.
  2. Darah yang mengalir kecuali hati dan limpa, sisa-sisa darah yang menempel pada daging atau leher setelah disembelih.
  3. Semua bagian dari babi haram termasuk minyaknya.
  4. Sembelihan tanpa menyebut asma Allah
  5. Hewan yang diterkam binatang buas kecuali binatang yang diterkam masih hidup misal tangan/kaki masih bergerak-gerak kemudian kita sembelih secara syar'1i maka dagingnya halal.
  6. Binatang buas yang bertaring, yaiyu binatang yang memiliki taring atau kuku tajam untuk melawan melawan manusia seperti serigala,singa, anjing, macan tutul, harimau, beruang, kera, gajah, dan sejenisnya. Kecuali musang termasuk halal.
  7. Burung yang berkuku tajam, seperti burung garuda,elang,dan sejenisnya.
  8. Khimar ahliyyah (keledai jinak) dan bighal haram sedang kuda dan keledai liar halal
  9. Al-Jallalah adalh setiap hewan baik hewan berkaki empat maupun berkaki dua yang makanan pokoknya adalah kotoran-kotoran seperti kotoran manusia/hewan dan sejenisnya. Tapi bila sifat makannya kadang-kadang tidak haram contohnya ayam,dll.
  10. Ad-Dhab (hewan sejenis biawak) bagi yang merasa jijik darinya. Rasululah tidak memakannya tapi juga tidak melarang.

Dari definisi diatas masalah Bekicot menurut saya pribadi bersifat subjektif , yang jelas asalnya halal namun bila anda memandang bekicot tidak menjijikan mungkin boleh dimakan, namun bila merasa jijik tentu saja bisa digolongkan haram.

Sumber

Jumat, 01 Maret 2013

MENJAGA LIDAH



 
Ucapan manusia ibarat dua sisi sebilah pisau. Dengan ucapan, seseorang bisa menjadi mulia dan dihargai, sebaliknya bisa menjadi hina dan dibenci. Menurut Imam Al-Ghazali, ada 20 bencana karena lidah atau ucapan, antara lain, berdusta, ghibah (membicarakan orang lain), adu domba, bersaksi palsu, sumpah palsu, berbicara yang tidak berguna, menertawakan orang lain, menghina mereka, dan sebagainya.

Banyak hadis Rasulullah SAW maupun firman Alloh SWT di dalam Al-Qur’an yang menyuruh manusia berhati-hati terhadap lidah atau ucapannya. Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Barangsiapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.'' (Muttafaq 'alaihi dari Abu Hurairah dan Abu Syuraih). Sabda beliau yang lain, ''Allah memberi rahmat kepada orang-orang yang berkata baik lalu mendapat keuntungan, atau diam lalu mendapat keselamatan.'' (HR Ibnu Mubarak).

Begitu pentingnya arti ucapan dan peranannya bagi manusia, sehingga Nabi Muhammad menjadikan berucap baik sebagai ciri seorang mukmin. Ucapan atau perkaatan yang baik juga merupakan salah satu pintu rahmat Allah SWT yang pada akhirnya akan membawa keselamatan gabi pelakunya.

Umumnya manusia gemar sekali mengumbar lidahnya. Padahal, semakin banyak berbicara akan semakin banyak berbuat kesalahan.  Pembicaraannya merambah ke mana-mana sehingga dapat menjurus seperti yang dikatakan Imam Al-Ghazali di atas. Sering diantara kita yang pada awalnya membicarakan hal-hal yang baik, yang berkaitan dengan kilang atau kantor tanpa disadari oleh kita menjadi pembicaraan yang tidak berguna dengan membicarakan keburukan dan kelemahan teman kita, atasan kita dan lain-lain.
Islam sebagai agama yang sangat memuliakan manusia, memerintahkan setiap manusia selalu membiasakan ucapan yang baik. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:  ''Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki pula kepada jalan Allah yang terpuji.'' (QS Al-Hajj : 24). Firman Allah yang lain: ''Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.'' (QS Al-Furqon : 63). 

Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa ucapan yang baik mempunyai nilai yang sama dengan amal saleh lain yang bersifat materi. Beliau bersabda, ''Jagalah diri kamu sekalian dari siksa neraka walaupun hanya dengan memberikan sebutir kurma. Maka, barang siapa yang tidak mampu, hendaklah ia menggantinya dengan ucapan yang mulia.'' (HR Bukhari Muslim).        Kebiasaan mengucapkan kata-kata yang baik, sejatinya menjadi karakter setiap manusia. Ucapan yang baik adalah perwujudan rasa syukur kepada Allah atas nikmat pancaindera yang telah dianugerahkan. Akan tetapi, realitas kehidupan masyarakat saat ini menunjukkan bahwa manusia lebih mudah mengucapkan hal-hal yang tidak baik, melanggar etika dan kesopanan sehingga tidak sedikit yang dapat menimbulkan konflik, sengketa, dan problematika sosial lainnya.
              
Ucapan yang baik bukan hanya monopoli kegiatan-kegiatan yang bersifat religius. Ucapan yang baik juga harus dikedepankan dalam menyampaikan gagasan atau pendapat, menuntut hak, bermusyawarah, bahkan dalam berdemonstrasi. Bagi seorang mukmin, ucapan yang baik adalah media untuk mengajak orang lain mengabdi kepada Allah, memperbanyak amal saleh, dan berserah diri kepada-Nya. Itulah sebaik-baik ucapan dalam pandangan Allah. Sebagaimana firmannya, ''Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri''. (QS Fussilat: 33).

Islam memerintahkan kita untuk selalu mengucapkan perkataan yang baik dan benar. Ucapan yang baik lahir dari iman, takwa, dan pengetahuan tentang etika berbicara dalam Islam. Ucapan yang baik didorong pula oleh keyakinan bahwa semua ucapan akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Allah berfirman, ''Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buah pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.'' (QS Ibrahim: 24-25). 

Apabila sebagai seorang mukmin yang senantiasa merasa diawasi Allah, maka kita wajib mengerti bahwa perkataan itu termasuk amalan yang kelak akan dihisab. Alloh SWT pasti mencatat dan memasukkannya ke dalam buku amal seseorang sebagaimana firmannya di dalam Al-Qur’an surat Qaf :16-18, yang berbunyi: ''Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yaitu, ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat yang selalu hadir''. Kalau seseorang mengerti bahwa ucapannya itu sama dengan amal perbuatannya, niscaya sedikitlah pembicaraannya kecuali dalam hal yang berguna, dan dengan demikian dia akan selamat.
             
Dan ingatlah bahwa Islam tidak menyukai omongan yang kosong, (QS As-Saff, surat ke 61: 2) dan sangat mencela ucapan yang menyebabkan bencana karena lisan seperti ghibah, fitnah, adu domba (namimah), dan kabar bohong. Untuk itu Allah mengingatkan pada manusia dalam surat Al-Hujurat, surat ke 49, ayat 6, ''Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.''

Dari paparan di atas sangatlah jelas bagi kita bahwa Islam telah memberi petunjuk kepada kita supaya dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah senantiasa menjaga lisan atau ucapan. Marilah kita selalu berusaha memperbaiki kualitas kehidupan diri dan keluarga kita dengan selalu berusaha mengucapkan hal-hal yang baik dan berdoa kepada Alloh SWT agar menunjukkan kepada kita pada jalan yang lurus serta dihindarkan dari ucapan-ucapan yang tidak berguna.


ditulis oleh MUHAIMIN