Halaman

Jumat, 01 Maret 2013

MENJAGA LIDAH



 
Ucapan manusia ibarat dua sisi sebilah pisau. Dengan ucapan, seseorang bisa menjadi mulia dan dihargai, sebaliknya bisa menjadi hina dan dibenci. Menurut Imam Al-Ghazali, ada 20 bencana karena lidah atau ucapan, antara lain, berdusta, ghibah (membicarakan orang lain), adu domba, bersaksi palsu, sumpah palsu, berbicara yang tidak berguna, menertawakan orang lain, menghina mereka, dan sebagainya.

Banyak hadis Rasulullah SAW maupun firman Alloh SWT di dalam Al-Qur’an yang menyuruh manusia berhati-hati terhadap lidah atau ucapannya. Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Barangsiapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.'' (Muttafaq 'alaihi dari Abu Hurairah dan Abu Syuraih). Sabda beliau yang lain, ''Allah memberi rahmat kepada orang-orang yang berkata baik lalu mendapat keuntungan, atau diam lalu mendapat keselamatan.'' (HR Ibnu Mubarak).

Begitu pentingnya arti ucapan dan peranannya bagi manusia, sehingga Nabi Muhammad menjadikan berucap baik sebagai ciri seorang mukmin. Ucapan atau perkaatan yang baik juga merupakan salah satu pintu rahmat Allah SWT yang pada akhirnya akan membawa keselamatan gabi pelakunya.

Umumnya manusia gemar sekali mengumbar lidahnya. Padahal, semakin banyak berbicara akan semakin banyak berbuat kesalahan.  Pembicaraannya merambah ke mana-mana sehingga dapat menjurus seperti yang dikatakan Imam Al-Ghazali di atas. Sering diantara kita yang pada awalnya membicarakan hal-hal yang baik, yang berkaitan dengan kilang atau kantor tanpa disadari oleh kita menjadi pembicaraan yang tidak berguna dengan membicarakan keburukan dan kelemahan teman kita, atasan kita dan lain-lain.
Islam sebagai agama yang sangat memuliakan manusia, memerintahkan setiap manusia selalu membiasakan ucapan yang baik. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:  ''Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki pula kepada jalan Allah yang terpuji.'' (QS Al-Hajj : 24). Firman Allah yang lain: ''Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.'' (QS Al-Furqon : 63). 

Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa ucapan yang baik mempunyai nilai yang sama dengan amal saleh lain yang bersifat materi. Beliau bersabda, ''Jagalah diri kamu sekalian dari siksa neraka walaupun hanya dengan memberikan sebutir kurma. Maka, barang siapa yang tidak mampu, hendaklah ia menggantinya dengan ucapan yang mulia.'' (HR Bukhari Muslim).        Kebiasaan mengucapkan kata-kata yang baik, sejatinya menjadi karakter setiap manusia. Ucapan yang baik adalah perwujudan rasa syukur kepada Allah atas nikmat pancaindera yang telah dianugerahkan. Akan tetapi, realitas kehidupan masyarakat saat ini menunjukkan bahwa manusia lebih mudah mengucapkan hal-hal yang tidak baik, melanggar etika dan kesopanan sehingga tidak sedikit yang dapat menimbulkan konflik, sengketa, dan problematika sosial lainnya.
              
Ucapan yang baik bukan hanya monopoli kegiatan-kegiatan yang bersifat religius. Ucapan yang baik juga harus dikedepankan dalam menyampaikan gagasan atau pendapat, menuntut hak, bermusyawarah, bahkan dalam berdemonstrasi. Bagi seorang mukmin, ucapan yang baik adalah media untuk mengajak orang lain mengabdi kepada Allah, memperbanyak amal saleh, dan berserah diri kepada-Nya. Itulah sebaik-baik ucapan dalam pandangan Allah. Sebagaimana firmannya, ''Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri''. (QS Fussilat: 33).

Islam memerintahkan kita untuk selalu mengucapkan perkataan yang baik dan benar. Ucapan yang baik lahir dari iman, takwa, dan pengetahuan tentang etika berbicara dalam Islam. Ucapan yang baik didorong pula oleh keyakinan bahwa semua ucapan akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Allah berfirman, ''Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buah pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.'' (QS Ibrahim: 24-25). 

Apabila sebagai seorang mukmin yang senantiasa merasa diawasi Allah, maka kita wajib mengerti bahwa perkataan itu termasuk amalan yang kelak akan dihisab. Alloh SWT pasti mencatat dan memasukkannya ke dalam buku amal seseorang sebagaimana firmannya di dalam Al-Qur’an surat Qaf :16-18, yang berbunyi: ''Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yaitu, ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat yang selalu hadir''. Kalau seseorang mengerti bahwa ucapannya itu sama dengan amal perbuatannya, niscaya sedikitlah pembicaraannya kecuali dalam hal yang berguna, dan dengan demikian dia akan selamat.
             
Dan ingatlah bahwa Islam tidak menyukai omongan yang kosong, (QS As-Saff, surat ke 61: 2) dan sangat mencela ucapan yang menyebabkan bencana karena lisan seperti ghibah, fitnah, adu domba (namimah), dan kabar bohong. Untuk itu Allah mengingatkan pada manusia dalam surat Al-Hujurat, surat ke 49, ayat 6, ''Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.''

Dari paparan di atas sangatlah jelas bagi kita bahwa Islam telah memberi petunjuk kepada kita supaya dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah senantiasa menjaga lisan atau ucapan. Marilah kita selalu berusaha memperbaiki kualitas kehidupan diri dan keluarga kita dengan selalu berusaha mengucapkan hal-hal yang baik dan berdoa kepada Alloh SWT agar menunjukkan kepada kita pada jalan yang lurus serta dihindarkan dari ucapan-ucapan yang tidak berguna.


ditulis oleh MUHAIMIN

Tidak ada komentar: