Ucapan manusia ibarat dua sisi sebilah pisau. Dengan
ucapan, seseorang bisa menjadi mulia dan dihargai, sebaliknya bisa menjadi hina
dan dibenci. Menurut Imam Al-Ghazali, ada 20 bencana karena lidah atau ucapan,
antara lain, berdusta, ghibah (membicarakan orang lain), adu domba,
bersaksi palsu, sumpah palsu, berbicara yang tidak berguna, menertawakan orang
lain, menghina mereka, dan sebagainya.
Banyak
hadis Rasulullah SAW maupun firman Alloh SWT di dalam Al-Qur’an yang menyuruh
manusia berhati-hati terhadap lidah atau ucapannya. Nabi Muhammad SAW bersabda,
''Barangsiapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau
diam.'' (Muttafaq 'alaihi dari Abu Hurairah dan Abu Syuraih). Sabda
beliau yang lain, ''Allah memberi rahmat kepada orang-orang yang berkata baik
lalu mendapat keuntungan, atau diam lalu mendapat keselamatan.'' (HR Ibnu
Mubarak).
Begitu
pentingnya arti ucapan dan peranannya bagi manusia, sehingga Nabi Muhammad
menjadikan berucap baik sebagai ciri seorang mukmin. Ucapan atau perkaatan yang
baik juga merupakan salah satu pintu rahmat Allah SWT yang pada akhirnya akan
membawa keselamatan gabi pelakunya.
Umumnya
manusia gemar sekali mengumbar lidahnya. Padahal, semakin banyak berbicara akan
semakin banyak berbuat kesalahan.
Pembicaraannya merambah ke mana-mana sehingga dapat menjurus seperti
yang dikatakan Imam Al-Ghazali di atas. Sering diantara kita yang pada awalnya
membicarakan hal-hal yang baik, yang berkaitan dengan kilang atau kantor tanpa
disadari oleh kita menjadi pembicaraan yang tidak berguna dengan membicarakan
keburukan dan kelemahan teman kita, atasan kita dan lain-lain.
Islam
sebagai agama yang sangat memuliakan manusia, memerintahkan setiap manusia
selalu membiasakan ucapan yang baik. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: ''Dan mereka diberi petunjuk kepada
ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki pula kepada jalan Allah yang terpuji.''
(QS Al-Hajj : 24). Firman Allah yang lain: ''Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha
Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati
dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang
baik.'' (QS Al-Furqon : 63).
Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa
ucapan yang baik mempunyai nilai yang sama dengan amal saleh lain yang bersifat
materi. Beliau bersabda, ''Jagalah diri kamu sekalian dari siksa neraka
walaupun hanya dengan memberikan sebutir kurma. Maka, barang siapa yang tidak
mampu, hendaklah ia menggantinya dengan ucapan yang mulia.'' (HR Bukhari
Muslim). Kebiasaan mengucapkan
kata-kata yang baik, sejatinya menjadi karakter setiap manusia. Ucapan yang
baik adalah perwujudan rasa syukur kepada Allah atas nikmat pancaindera yang
telah dianugerahkan. Akan tetapi, realitas kehidupan masyarakat saat ini
menunjukkan bahwa manusia lebih mudah mengucapkan hal-hal yang tidak baik,
melanggar etika dan kesopanan sehingga tidak sedikit yang dapat menimbulkan
konflik, sengketa, dan problematika sosial lainnya.
Ucapan
yang baik bukan hanya monopoli kegiatan-kegiatan yang bersifat religius. Ucapan
yang baik juga harus dikedepankan dalam menyampaikan gagasan atau pendapat,
menuntut hak, bermusyawarah, bahkan dalam berdemonstrasi. Bagi seorang mukmin,
ucapan yang baik adalah media untuk mengajak orang lain mengabdi kepada Allah,
memperbanyak amal saleh, dan berserah diri kepada-Nya. Itulah sebaik-baik
ucapan dalam pandangan Allah. Sebagaimana firmannya, ''Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh
dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri''. (QS
Fussilat: 33).
Islam
memerintahkan kita untuk selalu mengucapkan perkataan yang baik dan benar.
Ucapan yang baik lahir dari iman, takwa, dan pengetahuan tentang etika
berbicara dalam Islam. Ucapan yang baik didorong pula oleh keyakinan bahwa
semua ucapan akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Allah berfirman,
''Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit. Pohon itu memberikan buah pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu
ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah
dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak)
sedikit pun.'' (QS Ibrahim: 24-25).
Apabila sebagai seorang mukmin yang
senantiasa merasa diawasi Allah, maka kita wajib mengerti bahwa perkataan itu
termasuk amalan yang kelak akan dihisab. Alloh SWT pasti mencatat dan
memasukkannya ke dalam buku amal seseorang sebagaimana firmannya di dalam
Al-Qur’an surat
Qaf :16-18, yang berbunyi: ''Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya. Yaitu, ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya,
yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada
satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat yang
selalu hadir''. Kalau seseorang mengerti bahwa ucapannya itu sama dengan amal
perbuatannya, niscaya sedikitlah pembicaraannya kecuali dalam hal yang berguna,
dan dengan demikian dia akan selamat.
Dan ingatlah bahwa Islam tidak
menyukai omongan yang kosong, (QS As-Saff, surat ke 61: 2) dan sangat mencela ucapan
yang menyebabkan bencana karena lisan seperti ghibah, fitnah, adu domba
(namimah), dan kabar bohong. Untuk itu Allah mengingatkan pada manusia
dalam surat Al-Hujurat, surat ke 49, ayat 6, ''Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita, maka periksalah
dengan teliti agar tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.''
Dari paparan di atas sangatlah jelas
bagi kita bahwa Islam telah memberi petunjuk kepada kita supaya dalam
pelaksanaan ibadah dan muamalah senantiasa menjaga lisan atau ucapan. Marilah
kita selalu berusaha memperbaiki kualitas kehidupan diri dan keluarga kita
dengan selalu berusaha mengucapkan hal-hal yang baik dan berdoa kepada Alloh
SWT agar menunjukkan kepada kita pada jalan yang lurus serta dihindarkan dari
ucapan-ucapan yang tidak berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar